Manusia Waktu


copyright by thinkstockphotos.com


Ah, hari ini aku bangun kesiangan lagi. Ku lirik jam dinding, jarum panjangnya di angka 12 dan jarum pendeknya di angka 9. Ku buka pintu kamarku, adik sepupuku masih tertidur pulas di depan TV yang tak menyala. Badannya telentang di atas karpet seakan tak bernyawa. Tapi hari ini dia tidak mendengkur.
  

Matahari begitu cerah hari ini. Ku buka jendela kamarku. Seekor kucing sedang bersembunyi di samping pohon di halaman rumahku. Ah, tapi aku semalam begadang terlalu lama. Mataku masih layu. Ku biarkan mataku terlelap lagi.
             
Senyap sebentar. Aku terbangun kaget. Ku pikir sudah sore. Tapi apa ini? Jam di smartphone-ku masih menunjukan pukul 09:00. Ku buka pintu kamarku, adik sepupuku masih tertidur terlentang. Masih dengan posisi yang sama. Dia masih tidak mendengkur. Ku tatap jam dinding masih menunjukan jam 9 dengan posisi jarum panjang dan pendeknya yang tak berubah. Aku terkaget. Ku buka jendela kamarku. Karena penasaran, sepasang bola mataku menyusuri halaman rumahku, dan aku masih menemukan seekor kucing yang bersembunyi di balik pohon. Dengan posisi yang sama. Aku dibuat merinding dengan kejadian ini.
           
Tutup mata buka mata, tetap tak ada yang berubah. Apa yang terjadi hari ini? Kenapa dunia seakan terhenti di jam 9? Apa yang harus ku lakukan? Jutaan tanya menggerogoti kepalaku. Hingga akhirnya hidungku terasa gatal. Memaksaku untuk bersin. Suaraku saat bersin terdengar kencang. Jantungku sekejap berhenti berdetak sesaat dan lalu berdetak lagi. Tutup mata buka mata. Kucing yang bersembunyi di balik pohon itu berlari kencang meninggalkan halaman rumahku. Suara dengkuran adik sepupuku menembus dinding kamarku. Ku buka pintu kamarku, ku dapati jarum panjang jam dindingku baru saja meninggalkan angka 12.
           
 Waktu telah kembali berputar? Apakah aku sang pengendali waktu?



Komentar

Postingan Populer

Gereja Tua

Penyuka Senja

[2] Kisah Adikku : Imajinasi yang Ketinggian