Talking to The Moon



Copyright by Thinkstockphotos.com
         

Saat itu terjadi aku tak pernah tahu akan menjadi sekosong ini. Tawamu, senyummu, suaramu bahkan kehadiranmu menghilang dalam kedinginan malam. Sunyi. Tak ada yang menyemangatiku. Tak ada yang tersenyum untukku. Tak ada yang menemaniku.

Ku telusuri jalanku semampuku. Melangkah menjauh selangkah demi selangkah. Bertahan untuk terus melangkah. Tanpa tahu arah mana yang ingin ku tuju. Detik demi detik ku habiskan untuk memikirkanmu. Menunggumu datang, mendambakan hari di mana kita akan bertemu lagi. Merindukanmu, mungkin itu kata singkat yang ingin ku ucapkan padamu. Namun apa arti semua itu jika akhirnya kau tetap pergi.
Di kejauhan sana, ketika malam-malam sepi seperti ini, aku terduduk memandang langit. Andai kau dapat melihat bintang di tempatku terlihat begitu indah, rembulan menyinari malam-malamku yang sunyi. Dalam keheningan malam, aku selalu menatap langit dan menanyakan kabarmu pada rembulan. Apa yang sedang kau lakukan di sana? Apakah kau sedang tersenyum malam ini? Apakah kau juga sedang menatap rembulan dan menanyakan kabarku di sini? Apakah kau sama sepertiku merindukan kebersamaan kita ketika malam-malam yang sunyi ini kembali?
Perbincangan hangat dengan rembulan. Mengusir sepiku di malam yang sunyi. Seakan aku sedang bicara padamu. Mengajukan pertanyaan demi pertanyaan, menduga jawaban demi jawaban darimu. Aku terlihat seperti orang gila. Orang di sekitarku menganggap aku gila. Mereka melihatku selalu menyendiri. Tak ada yang ingin mendekati dan menghiburku. Hingga semua orang di tempatku benar-benar sangat mengenalku. Si penyendiri yang terlihat gila. Si penyendiri yang selalu terjaga disetiap malam dan berbicara pada rembulan.
Untukmu sang pemilik rindu ini. Apakah langit di tempatmu sama seperti di tempatku? Apakah bintang di tempatmu terlihat indah seperti di tempatku? Apakah rembulan di tempatmu terlihat anggun seperti di tempatku? Bukankah kita berada di bumi yang sama, di bawah yang langit yang sama, disinari matahari yang sama, diguyuri hujan yang sama. Kita hanya terpisahkan oleh jarak dan waktu. Meskipun aku tak melihatmu, meskipun aku tak merasakan keberadaanmu, dan meskipun aku tak mendengarkan suaramu. Aku tahu kau di sana juga menatap rembulan yang sama sepertiku. Menduga pertanyaan demi pertanyaan dariku. Dan menjawab semua pertanyaan itu pada rembulan.
Meski kita terpisahkan jarak dan waktu tapi saat malam yang dingin itu datang aku dan kamu masih bisa berbicara pada rembulan. Seakan kau mendengarku dan aku mendengarkanmu. Seakan aku berada disampingmu dan kau berada disampingku.
****
Ketika matahari kembali terbenam. Ditemani dinginnya malam dan indahnya rembulan. Radio kecilku memutar sebuah lagu yang mewakili perasaanku saat ini. Sebuah lagu dari Bruno Mars dengan judul Talking to The Moon. Seakan dia meneriakan rasa rindu yang sama seperti yang ku rasakan saat ini.
I know you’re somewhere out there
Somewhere far away
I want you back
My Neighbours think I’m crazy
But they don’t understantd
You’re all I have
You’re all I have

At night when the stars light up my room
I sit by myself
Talking to the Moon
Try to get to You
In hopes you’re on the other side
Talking to me too
Or am I a fool
Who sits alone
Talking to the moon

I’m feeling like I’m famous
The talk of the town
They say
I’ve gone mad
Yeah I’ve gone mad

But the don’t know what I know
Cause when the sun goes down
Someone’s talking back
Yeah they’re talking back 

Komentar

Postingan Populer

Gereja Tua

Penyuka Senja

[2] Kisah Adikku : Imajinasi yang Ketinggian