Terluka Pisah Denganmu



Copyright by Thinkstockphotos.com

            Dari awal bertemu kita memang selalu berbeda pandangan. Perbedaan itu semakin menjadi-jadi setelah bertahun-tahun lamanya kita mencoba untuk terus bertahan. Aku berpikir kita bisa tetap selalu bersama, selama kau ada di sampingku aku pasti bisa menjalani semuanya dengan baik. Dan kita bisa hidup bersama seperti janji kita. Dengan syarat kau menemaniku dalam setiap suka dan duka yang ku lalui, hibur aku saat aku bersedih dan bangkitkan aku saat aku terjatuh.
            Namun bagaimana jadinya jika akhirnya kau memilih untuk melalui jalanmu sendiri. Kau memilih untuk menjadi sukses sendiri. Kau pergi jauh dan kau berjuang dengan caramu. Sempat aku berpikir untuk mengikuti langkahmu agar tak kehilangan arah. Mencoba membuntutimu dari belakang, tapi ketika kakiku semakin lelah kau justru meninggalkanku semakin jauh. Kau pergi dengan begitu cepat. Seakan kau menikmati perjalanan itu. Seakan kau menyukai jalan yang sedang kau tuju saat ini. Sedangkan kau tak sedikit pun menghiraukanku yang terduduk di belakangmu dan mengawasimu dari kejauhan.
            Kadang sesekali ku lihat kau kembali. Menemuiku, menanyakan kabarku. Aku tahu, cinta kita masih sama seperti saat pertama kita bertemu. Tapi hanya sesaat sebelum akhirnya kau pergi lagi untuk menempuh perjalanan yang kau lalui sendiri.
            Sebesar apa pun jarak yang memisahkan, tapi aku tetap ngotot. Bukankah cinta itu yang menyatukan setiap perbedaan? Aku masih percaya bahwa aku bisa menyusulmu di jalan yang kau tempuh. Tapi kau terlalu jauh. Aku memilih untuk selalu bersamamu hingga aku mengikutimu meskipun kau semakin jauh meninggalkanku. Sedangkan kau memilih untuk menjalaninya sendiri hingga kau meninggalkanku walau pun sesekali kau datang menemuiku. Sekali lagi kita memilih cara yang berbeda.
            Hingga akhirnya saat kau mulai mengeluh. Merasa lelah untuk kembali menemuiku, merasa lelah untuk menungguku menyusulmu. Aku tak bisa juga untuk terus memaksamu menepati janji kita untuk selalu bersama. Karena ku lihat kau begitu menikmati perjalananmu. Maka ku putuskan untuk mengalah pada keadaan ini. Ku biarkan kau menjalani hidupmu tanpaku.
            Dengan semua keputusanku, kini kau yang malah berbalik marah padaku. Berpikir aku berkhianat. Kau kini yang ngotot bahwa kita memang tidak seharusnya berpisah. Perlahan kau mulai rutin menemuiku. Menemaniku seperti yang sejak dulu ku inginkan. Tapi ku lihat raut wajahmu tak seceria dulu. Hatiku perih menyadari kenyataan itu. Maka apa yang harus ku lakukan. Membiarkanmu berada disampingku seperti keinginanku atau membiarkanmu pergi sekali lagi seperti yang kau inginkan?
            Bagaimana pun aku tetap harus memilih. Disaat kau bertahan disampingku hanya karena janji kita untuk selalu bersama. Saat itu pula aku memilih untuk mencari wanita lain. Wanita yang bisa membuatmu terluka. Wanita yang bisa membuatmu berpikir bahwa aku memang kejam.
Aku sengaja untuk membuatmu terluka. Bukan karena aku sudah tak mencintaimu, tapi karena aku ingin kau pergi meninggalkanku. Bukankah untuk mencintaimu butuh pengorbanan. Dan aku mengorbankan cintaku agar kau pergi meninggalkanku untuk selamanya. Agar kau meneruskan jalan yang selama ini telah kau tempuh. Agar kau kembali tersenyum. Karena dari kejauhan saat kau meninggalkanku sendiri, aku melihatmu begitu bahagia menjalani kehidupanmu yang kau tuju saat ini meskipun tanpaku.
            Aku sengaja membuatmu berpikir bahwa aku memang brengsek. Aku sengaja menjadi pria sialan agar kau pergi. Aku biarkan kau berpikir aku mencintainya hanya karena aku ingin membuatmu pergi dariku dan membiarkanmu menjemput bahagia di tempat yang lain meski pun tanpaku. Perlahan ku akui, aku terluka berpisah denganmu. Bukankah dari awal ku katakan bahwa aku dan kamu memang berbeda. Ku biarkan hatiku terluka hanya untuk bisa membuatmu bahagia.
****
            Ketika janjiku bersamamu berakhir perih. Sebuah stasiun radio kesukaanku memutar lagu yang menemani kesedihanku. Sang maestro lagu sedih, Badai dengan lagunya yang berjudul Terluka Pisah Denganmu. Dia bernyanyi lirih seakan mewakili perasaanku.

Kita berbeda dari semula
Kita tahu ini tak selamanya
Mencoba bertahan melawan godaan

Saat ketika hati tak mampu lagi
Menahan sedih menyimpan perih
Aku menyerah bukan tak cinta

Kalah
Mungkin aku kalah dengan kenyataan
Tapi harus kau tahu
Aku terluka harus pisah denganmu

Jangan
Pernah kau kira aku mencintainya
Kalau itu terjadi
Aku hanya ingin engkau bahagia

Komentar

Postingan Populer

Gereja Tua

Penyuka Senja

[2] Kisah Adikku : Imajinasi yang Ketinggian