[1] Kebersamaan Kita : “Pertemuan Itu”
Copyright by Thinkstockphotos.com |
Apakah Tuhan pernah berjanji
sebelumnya untuk mempertemukan kita. Ini memang sungguh aneh. Situasi yang lucu
itu. Hanya karena iseng, aku meminta nomormu dari seorang sahabatku. Hanya
karena iseng, aku mengajakmu berkenalan. Hanya karena iseng, aku jadi rajin
menelfonmu tiap malam. Hanya karena iseng, aku mulai suka mendengar suaramu.
Apakah Tuhan pernah berjanji
sebelumnya untuk mempertemukan kita. Tak pernah ku pikirkan seperti apa rupamu
yang sebenarnya. Saat itu, sungguh—aku jatuh cinta pada suaramu. Aku
jatuh cinta pada ceritamu. Aku jatuh cinta pada kisah-kisah yang kau alami
seharian di sana. Kita tak pernah bertemu sebelumnya. Tapi kebersamaan kita
ketika malam-malam sunyi itu. Sungguh menghiburku, menenangkan, dan membuatku
merindukanmu ketika hari esok kembali.
Apakah Tuhan pernah berjanji
sebelumnya untuk mempertemukan kita. Ini awal kebebasan kita dari seragam putih
abu-abu itu. Tiga tahun masa SMA yang penuh cerita. Tapi sekolahku dan
sekolahmu berbeda. Kita tak di kota yang sama. Kita dipisahkan jarak yang jauh.
Tapi ketika malam-malam yang dingin kembali. Suaramu menghiburku lagi.
Apakah Tuhan pernah berjanji
sebelumnya untuk mempertemukan kita. Kini Tuhan seakan menepati janjinya. Aku
melanjutkan kuliah di kota yang sama denganmu. Meskipun bukan di kampus yang
sama tapi untuk pertama kalinya aku akan bertemu denganmu. Setelah
berbulan-bulan aku hanya mendengar suaramu. Kini aku diizinkan oleh Tuhan untuk
melihat rupamu. Setelah sekian lama aku menerka-nerka seperti apakah dirimu.
Tuhan ternyata memang mempertemukan
kita. Aku masih ingat tempat itu. Pertemuan pertamaku denganmu. Di bawah rintik
hujan. Kau menjauhiku yang berteduh di gedung yang sama denganmu. Awalnya aku
tak mengenalmu. Ragu. Sedikit curiga ku coba menelfonmu. Dari kejauhan tapi
masih di gedung yang sama denganmu saat begitu banyak orang yang berteduh dari
rintiknya hujan, ku lihat kau menjawab dering telfonmu. Ku dengar suaramu dan
ku yakinkan itu memang kamu. Wanita yang ku harapkan dijanjikan Tuhan untukku.
Kau tahu, aku mencintaimu lebih dulu. Dan aku lebih menyayangimu setelah
bertemu denganmu. Menjagamu, melindungimu, dan menyayangimu semampu dan
sebisaku.
Baca Juga : [2] Kebersamaan Kita dan [3] Kebersamaan Kita
Baca Juga : [2] Kebersamaan Kita dan [3] Kebersamaan Kita
Komentar
Posting Komentar