Saat Nenek Datang Berkunjung
Nenek Siapa Ini? |
Ini masih
tentang mereka. Mereka yang mengukir 45 hari penuh cerita. Hari itu, sudah agak
sore. Siang menjelang sore tepatnya. Saat sebagian teman KKN-ku, terutama yang
cewek lagi pulas tidur siang.
Entah bosan dengan suasana menjelang
sore yang sunyi. Ketiga temanku yang laki-laki ini mulai menumbuhkan
pikiran-pikiran usilnya. Tujuan keusilan mereka sederhana. Membuat
teman-temanku yang cewek jadi tak tidur dengan nyaman. Kebanyakan orang pun
pasti marah kalau dibangunkan saat sedang tertidur nyenyak. Dan itulah yang
terjadi hari itu.
Awalnya mereka hanya mengetuk pintu
di kamar teman-temanku yang cewek. Karena ketukan mereka yang pelan tak
digubris akhirnya ketukannya semakin kencang dan semakin lama. Tapi
teman-temanku yang cewek tetap tak menggubris. Namanya juga usil, gak akan
berakhir sampai direspon.
Akhirnya
ketiga temanku yang laki-laki itu tak mengetuk pintu lagi, tapi kini mereka
menggedornya dengan kencang. Dan tujuan mereka berhasil. Satu persatu
teman-temanku yang cewek mulai keluar dari kamarnya. Mereka marah. Mereka mulai
berceramah. Kata-kata bijak pun mulai bermunculan dari muka mereka yang layu
karena tidurnya terganggu. Hanya sebentar mereka keluar dan memberi
petuah-petuah. Setelah itu, mereka masuk kembali ke kamar dan entah apa yang
mereka lakukan.
Suasana
hening saat siang menjelang sore itu pun kembali. Ternyata otak usil ketiga
temanku itu belum pergi juga. Kebetulan teman-temanku yang cewek ada beberapa
yang shalat tidak di dalam kamar. Mukena yang biasa mereka gunakan pun sering
mereka gantung di luar kamar. Jadilah itu rencana baru dari niat usil yang
dirancang ketiga temanku. Mereka memulai keusilan dengan memakai mukena
teman-temanku yang cewek.
Dengan
mukena yang mereka kenakan itu, mereka kembali mengetuk pintu kamar
teman-temanku yang cewek. Dan ketika teman-temanku yang cewek membuka pintu,
mereka tidak marah, tapi mereka tertawa. Kami pun mengabadikannya. Momen dimana
ketika nenek akhirnya datang berkunjung ke posko kami. Yah, kau bisa
melihatnya. Ketiga temanku yang laki-laki itu, alih-alih terlihat cantik dengan
mukenanya, bukankah mereka lebih terlihat seperti nenek-nenek. Mungkin seperti
nenekku. Hehehe...
Komentar
Posting Komentar