[3] Kebersamaan Kita : “Rasa Cemburu Dan Kepercayaan”
Ketika cinta semakin menjadi-jadi.
Rasa itu pun mulai tumbuh. Kau—bahkan aku—perlahan
mulai merasakannya. Saat di mana aku, kamu dan mereka seakan berjarak.
Menimbulkan rasa iri. Ketidak sukaan dan merasa tersaingi. Rasa untuk memiliki
satu sama lain semakin membuat kita lupa bahwa cinta kita yang berlebih telah
teracuni.
Ketika cinta yang menjadi-jadi itu
berubah bentuk. Rasa cemburu pun mulai menghantui. Gelisah itu datang
menghampiri malam-malam kita. Gelisah itu meneror kesendirian kita. Kau—bahkan
aku—seakan
marah ketika kita sudah tak peduli satu sama lain. Ketika kepedulian itu
tercurahkan untuk orang lain.
Hingga
ketika cinta menjadi cemburu. Kau jadi pemarah yang menakutkan. Ngambek-mu semakin parah untuk ku
tangani. Semua penjelasanku menjadi tiada arti. Kau—bahkan
aku—tahu,
diantara kita berdua hanya kau yang kadar ngambek-nya
sudah tak tertolong lagi. Butuh waktu berhari-hari untuk menenangkanmu. Butuh
waktu berjam-jam untuk meyakinkanmu.
Hingga
saat cemburu itu menyeruak. Semua temanku yang berjenis kelamin perempuan kau
anggap selingkuhanku. Tak penting dia berusia lebih muda atau lebih tua dariku—yang
penting selama dia perempuan—maka selama itu pula kau akan menganggapnya
sebagai selingkuhanku. Bahkan sering kali—karena kejengkelanku pada kadar
cemburumu yang memburuk dan nilai ngambek-mu
yang semakin parah—akhirnya aku sering mengatakan padamu bahwa temanku yang
berjenis kelamin pria pun adalah selingkuhanku. Dan kau pun tertawa. Seakan kau
lebih menerima jika aku menjadi penyuka sejenis, dibandingkan menyukai
perempuan lain. sungguh pikiran wanita itu seperti labirin aneh yang tak
berujung. Saat kita mencoba memasukinya, kita akan kesasar didalamnya.
Dan
ketika rasa cemburu benar-benar merasuki pikiranmu. Aku mempercayakan diriku
padamu sebagaimana kau mempercayakan dirimu padaku. Bukankah hanya kepercayaan
itu yang mampu mengusir rasa cemburu yang tak berujung. Kita penuhi janji cinta
yang pernah kita ucapkan. Menghiasi kebersamaan kita. Mengisi waktu lengang di tengah
kesibukan kita masing-masing. Saling menjaga dan melindungi. Ada di saat kita
saling membutuhkan.
Aku
untukmu dan kamu untukmu. Cukup itu yang harus kau ingat saat ini dan
selamanya. Kebersamaan ini, tak kan goyah hanya karena rasa cemburu.
Baca Juga :[1] Kebersamaan Kita dan [2] Kebersamaan Kita
Komentar
Posting Komentar