Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Made In F*ck (Fak)!

Gambar
Pembuat Istilah Ku ingatkan jangan translate-kan kata-kata ini. Ini bukan sebuah umpatan, bukan juga tentang sumpah serapah, atau pun kata-kata jorok dan bukan pula sebuah kata cacian. Ini hanyalah sebuah ungkapan.

Sedalam Samudra dan Sehangat Mentari

Gambar
Copyright by thinkstockphotos.com             Kau pernah mengatakannya. Bahwa cintamu sedalam Samudra. Katamu, jika aku menyelaminya, aku tak kan mampu menemukan dasarnya. Seperti itukah cintamu yang sedalam samudra? Apakah itu artinya tak ada dasar atas semua cinta yang kau berikan padaku?

Harus Mencintai Matematika

Gambar
Copyright By thinkstockphotos.com Belajar matematika di bangku kuliah itu berbeda dengan di bangku sekolah. Di bangku sekolah selama 12 tahun kita hanya difokuskan pada rumus dan angka-angka. Mencari hasil dari suatu permasalahan soal yang diberikan. Tapi hal berbeda jika kita ingin mendalami matematika lebih dalam. Terutama di bangku kuliah, banyak matakuliah untuk matematika murni yang membahas tentang dalil—kami lebih suka menyebutnya teorema—dan definisi.

Gereja Tua

Gambar
Lagi Nyanyi             Kalian masih mengingatnya. Ini bukan lagu tentang kita. Bukan pula lagu yang mengisahkan kita. Bahkan isinya pun tak seperti kisah kita. Tapi inilah salah satu lagu yang menghiasi hari-hari kita di Eensumala. Tanpa kita sadari, lagu ini memang selalu menghiasi daftar tunggu dari sekian lagu yang akan kita nyanyikan saat siang menyapa kita.

Saat Nenek Datang Berkunjung

Gambar
Nenek Siapa Ini?             Ini masih tentang mereka. Mereka yang mengukir 45 hari penuh cerita. Hari itu, sudah agak sore. Siang menjelang sore tepatnya. Saat sebagian teman KKN-ku, terutama yang cewek lagi pulas tidur siang.

Nyantap Kasuami di Eensumala

Gambar
Kasuami, nasi dan ikan goreng             Ini siang yang berbeda. Aku tak pernah melalui siang yang seperti ini sebelumnya. Lelah dan letih menyambutku saat kembali ke posko. Aktivitas mengajar anak SMP ternyata membuatku kelelahan juga. Baru kali ini ku akui kalau jadi guru itu —yang kelihatanya cuma mengajar saja—ternyata bukanlah hal yang mudah.

[2]Karena Kami Sudah Seperti Keluarga

Gambar
Jalan-jalan keliling desa Ini tentang aku dan mereka. Mereka yang membuat hari-hariku di desa ini—Desa Eensumala— jadi lebih bermakna. Ku akui, aku adalah seorang penyendiri. Bagiku, kamarku adalah istanaku. Aku tak terbiasa berinteraksi dengan dunia luar. Mungkin, aku memang pemalu. Aku seperti beruang yang nyaman di guanya ketika musim dingin datang. Tapi bersama mereka, aku merasakan diriku yang berbeda.

[1]Karena Kami Sudah Seperti Keluarga

Gambar
Belakang (dari kiri) : Joey, Wahyu, Chiding  /Depan (dari kiri) : Ical, Ivon, Yuyun, Tia, Chupy, Sarmin Ini tentang mereka. Mereka yang menemani 45 hariku di Desa Eensumala. Mereka yang tak pernah ku kenal sebelumnya. Mereka yang datang ke desa ini —Desa Eensumala—dengan tujuan dan maksud yang sama sepertiku. Bersama-sama menjalani masa-masa KKN di tempat yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya.

[5] Kebersamaan Kita : “Titik Kejenuhan”

Gambar
Copyright by thinkstockphotos.com                         Menjalani LDR memang tak semudah yang kita pikirkan sebelumnya. Sebulan dua bulan memang terasa biasa. Tapi bagaimana kalau itu sudah mencapai setahun? Hari-hari kebersamaan kita, mengukir tawa dan mengurai tangis bersama. Hari itu seakan menjadi angan-angan. Tanpa kehadiranmu, hari-hariku jadi terlihat biasa-biasa saja.

Mereka Menyebutnya Cinta

Gambar
Copyright by Thinkstockphotos.com             Adik kecilku, berhati-hatilah. Karena suatu hari kau pasti akan bertemu dengannya juga. Karena semua yang hidup pernah berjumpa dengannya.

[4] Kebersamaan Kita : “L D R”

Gambar
          Copyright by Thinkstockphotos.com             Ketika waktu akhirnya menguji kita. Hari-hari kita dalam suka dan duka itu mulai direnggangkan oleh sang waktu. Memisahkan kita tak hanya sehari, tak hanya seminggu, bahkan tak hanya sebulan. Tak bersamamu saat senang dan tak bersamamu saat susah. Kita dipaksa oleh sang waktu untuk menjalani kehidupan kita sendiri-sendiri saat ini.

Penyuka Senja

Gambar
Copyright by Thinkstockphotos.com             Sudah banyak lukisan sang Maha Kuasa yang terpampang dengan nyata di bumi ini. Dan yang paling ku sukai, adalah lukisan senja-Nya. Ketika langit menjadi jingga. Saat hari yang panas menjadi dingin. Ketika langit yang terang menjadi gelap. Ketika bulan tampak lebih terang di angkasa. Ketika bintang-bintang akan bermunculan. Dan ketika bumi menuju mode ‘istirahat’.

[3] Kebersamaan Kita : “Rasa Cemburu Dan Kepercayaan”

Gambar
Copyright by Thinkstockphotos.com                         Ketika cinta semakin menjadi-jadi. Rasa itu pun mulai tumbuh. Kau — bahkan aku — perlahan mulai merasakannya. Saat di mana aku, kamu dan mereka seakan berjarak. Menimbulkan rasa iri. Ketidak sukaan dan merasa tersaingi. Rasa untuk memiliki satu sama lain semakin membuat kita lupa bahwa cinta kita yang berlebih telah teracuni.

[2] Kebersamaan Kita : “Cinta Yang Merekah”

Gambar
Copyright by Thinkstockphotos.com                         Cinta yang merekah. Tak ubahnya bunga di taman hati yang begitu indah berwarna-warni. Hatiku pun seperti itu. Kehadiranmu seakan menyirami bunga cintaku sedangkan cintamu seakan menghangatkan bunga-bunga itu.

[1] Kebersamaan Kita : “Pertemuan Itu”

Gambar
Copyright by Thinkstockphotos.com             Apakah Tuhan pernah berjanji sebelumnya untuk mempertemukan kita. Ini memang sungguh aneh. Situasi yang lucu itu. Hanya karena iseng, aku meminta nomormu dari seorang sahabatku. Hanya karena iseng, aku mengajakmu berkenalan. Hanya karena iseng, aku jadi rajin menelfonmu tiap malam. Hanya karena iseng, aku mulai suka mendengar suaramu.