Made In F*ck (Fak)!



Pembuat Istilah

Ku ingatkan jangan translate-kan kata-kata ini. Ini bukan sebuah umpatan, bukan juga tentang sumpah serapah, atau pun kata-kata jorok dan bukan pula sebuah kata cacian. Ini hanyalah sebuah ungkapan.

Kami menyebutnya “Made In Fak”. Ini adalah istilah yang digagas oleh ketua posko kami—pria dengan tampang lucu di foto. Kami menggunakan kata itu sebagai ungkapan disaat kami merasa terbebani dengan keadaan yang sedang terjadi. Kami menggunakan kata itu sebagai ungkapan ketika masalah demi masalah mengganggu kami. Yah, memang bukan masalah yang serius, tapi semua hal yang mengganggu kenyamanan kami selama masa KKN akan kami singkirkan dengan ungkapan “Made In Fak”. Mengucapkannya seperti sedang membuang nafas dengan kencang. Istilah ini selalu mengundang tawa ketika kami meneriakkannya.

Entah apa yang dipikirkan ketua posko kami tentang istilah itu. Dia adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi dia juga memiliki masalah yang benar-benar akut dengan gaya bahasanya dalam berkomunikasi. Kami pun tak terlalu peduli dengan artinya. Bagi kami, itu seperti sebuah kosa kata Indonesia yang baru, yang mungkin bisa dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sebuah kosa kata yang memiliki arti tentang semangat, pantang menyerah, maju terus.

Konyol memang jika istilah itu harus resmi diakui oleh negara. Tapi ketika kami gundah, resah, dan merasa terbebani, kami akan meneriakkanya lagi. Jika kau mendengarkan ungkapan ini, berarti orang yang kau dengar itu adalah salah satu diantara kami. Dan jika bukan kami, berarti orang yang kau dengar itu adalah orang yang menjadi bagian dari kisah 45 hari kami di Desa Eensumala.

Salam Unyu Dari Ketua Posko Eensumala

Salam, Made In F*ck (Fak)!


Baca Juga : Gereja Tua 

 

Komentar

Postingan Populer

Gereja Tua

Penyuka Senja

[2] Kisah Adikku : Imajinasi yang Ketinggian