Penyuka Senja



Copyright by Thinkstockphotos.com

            Sudah banyak lukisan sang Maha Kuasa yang terpampang dengan nyata di bumi ini. Dan yang paling ku sukai, adalah lukisan senja-Nya. Ketika langit menjadi jingga. Saat hari yang panas menjadi dingin. Ketika langit yang terang menjadi gelap. Ketika bulan tampak lebih terang di angkasa. Ketika bintang-bintang akan bermunculan. Dan ketika bumi menuju mode ‘istirahat’.

            Menunggu senja. Aku begitu menyukainya. Saat ketika dimana matahari yang panas digantikan bulan yang dingin. 12 jam ditemani matahari mengarungi kesibukan dunia dan 12 jam beristirahat di pangkuan rembulan. Ada dua titik yang menghubungankan kedua kejadian itu. Salah satunya adalah senja. Kesamaan dari kedua titik itu adalah ketika langit menjadi jingga. Tapi bagiku, senja tetaplah yang terbaik. Dia seakan datang untuk mendamaikan. Dari 12 bulan dalam setahun. Ada satu bulan di mana menunggu senja menjadi begitu menyenangkan. Ya, menunggu senja dan menunggu bunyi beduk. Satu bulan menyenangkan menikmati senja sambil menikmati hidangan buka puasa. Mereka yang pernah berpuasa pasti akan menyukai saat-saat senja seperti itu.

            Menunggu senja. Aku begitu menyukainya. Ku akui, aku hanya menikmati senja dari langit yang jingga. Aku belum pernah melihat sunsetmengamati tenggelamnya matahari di lautan. Aku punya mimpi untuk melakukannya suatu hari nanti. Mungkin akan sangat menyenangkan. Mengamati si penguasa siang berenang di lautan yang luas. Melepas jubahnya. Dan menebarkan warna jingga di lautan dan langit yang biru.

            Menunggu senja. Ku akui, kampungku terletak di pesisir pantai. Bahkan tempat tinggalku di berbagai daerah di negeri ini pun kebanyakan dekat dengan daerah pesisir. Sayangnya, semua daerah pesisir itu kebanyakan menghadap ke timur dan ke selatan. Sedangkan di sebelah barat tempat tinggalku adalah pegunungan. Keadaan itu seakan memaksaku untuk mendambakan sunset hingga kini.

Menunggu senja. Ya, suatu hari nanti aku ingin melakukannya. Bersama orang yang ku cintai. Mengarungi siang bersamanya, menikmati senja di sampingnya, dan menghabiskan malam berdua dengannya. Bukankah itu menyenangkan

Komentar

Postingan Populer

Gereja Tua

[2] Kisah Adikku : Imajinasi yang Ketinggian